Apalah arti sebuah kebahagiaan jika hanya separuh.....

Lambat laun ku titikan air mata perlahan

Lalu tersungkur kembali di kehidupan yang meng-hinakan aku

Aku seolah hanya menjadi sangkar kosong tak berguna

Melawan kejamnya panas terik dan hujan badai

Di tengah kesilapan hari...

Aku kembali dalam dekapan malam yang kejam

Meringkukan tubuhku yang hina ke peraduan dosa

Nada tak satupun mengiringi irisan lukaku

Hanya aku

Hanya Aku dan luka yang  tinggal

Tanpa prasangka, tanpa membenci

Kegelapan ini membutakan asaku yang tlah rapuh

Aku merasa sendiri dan kecil di hidupku

Aku merasa terjerat gulatan kemara yang tinggi

Aku seperti perisai tak bermakna

Layaknya deru ombak yang tak terdengar  langit

Tak terdengar semesta

Merasa tak ada.

Lingkup tajuk meronakan misteri

Yang tak ku peruntukan oleh pisau keajaiban

Kapan terang itu kan datang menyingkapkan anggukannya yang penuh rahasia

Aku terkecam badai bencana hati

Aku terkuak dalam loncatan api kenistaan

terbuang begitu saja

Terlupakan.

hitam tak berati tak redup.... dan putihpun tak berarti bercahaya

Akupun hanya terduduk melintasi bayangan yang ku usir namun tetap singgah
aku berusaha memukul hatiku sendiri
Memakunya rapat dari mu
Namun aku terpaksa menangis menahannya
Aku tak mampu lagi memikulnya seorang diri
Aku diam tanpa nama
Tanpa ujung yang berati, 
Aku terduduk sendiri tanpa siapapun di bilik ini
Hanya aku dan bayangan

Aku pasrah akan perasaaanku saat ini
Aku terlukai oleh diriku sendiri yang hina
Aku terpaksa memadamkan hatiku untukmu saat ini
Karena aku tak mengerti apa yang terjadi
Kau hempaskan aku jatuh ke palung terdalam
Seolah aku hanyalah onggokan sampah yang jalang
Karena aku hanyalah aku
aku hanyalah aku tanpa nama

hitam bukan, karena bercahaya
Dan putih bukan karena tak bersinar.

Buih htam dalam hati yang mencekam

Keheningan membuat kabut kelabu itu menebal dalam palung jiwa ini
Kabut hitam pekat itu memenjarakan tubuh lemah ini
Dan akupun pasrah tak mampu menggeliatkan tubuh dan mata ini hanya mampu menyaksikan
tanpa membantah sepatah katapun

Lelah..
Aku lelah, lelah melihat diriku sendiri
Lelah Berhadapan dengan diriku sendiri
Lelah,,
Dengan semua yang terjadi
Seakan ombak menenggelamkan hatiku..
Aku terjerumus dalam lembah pedih yang menyakitkan
Lembah kematian hati yang menjijikan
Aku menyerah
Aku tak mampu lagi berdebat dengan diriku sendiri
Aku tak mampu membendung luapan samudra yang membuatku tersiksa
Tubuhku teriris iris
Melelahkan

Perjalanan ini membuat aku menyerah..
Aku bertarung batinku sendiri
Sejenak aku tertegun
Dan aku pun menyadari
Bahwa Sebenarnya aku,,,
Lelah,

Cinta yang tak perlu mendapatkan balasan... dan jawaban.

Kemanakah hati yang kadang tak memiliki rasa..tak memiliki logika
Aku seakan terhapuskan oleh bayanganmu yang terlalu dan semakin kuat
Aku terbelenggu oleh perasaanku sendiri
tak berwarna dan kosong
Abu abu,, kelam
Aku tak memiliki hasrat yang kau inginkan,,
Aku seakan terbuai oleh kebimbangan yang tak pernah padam sedetikpun
Aku terlalu jengah dengan semua yang aku lalui
Aku terlalu pasrah dengan keadaan yang membuatku kaku

Cintalah yang membuat ku bertahan
Cintalah kadang yang membuatku bergembira dengan rindu yang ku tahan untukmu
sepanjang waktuku
Aku berdiri karena cinta yang kau pilih
Aku bahagia atas cionta yang kau hembuskan untukku
Aku berpasrah karena cinta yang kau ikhlaskan
Aku terbelenggu dengan segumpal kebahagioaan yang tak terbaca
Aku ...
Ya.. inilah aku yang pernah lemah dan terlukai
inilah aku yang pernah jatuh dan terjerembab dalam belenggu cintamu yang dalam
Inilah aku yang pernah terbius oleh nafas cintamu yang amat menyakitkan
inilah,, hanya aku yang tak pernah kau pandang.

Dari yang selalu merindukan rintihan cintamu

Di 18.21

Kehidupan terkadang tak berarti panjang di hidupmu karena hidupku.....

Lemah lunglau terperosok jauh kearah yang tak menentu
Aku sendiri disini terjatuh
Aku sendiri disini terlukai
Aku sendiri disini terjerembab lebam
Aku sendiri disini mengenangmu
Aku sendiri disini tak terasa berada, tercampakan
Aku sendiri disini terlupakan
Aku seperti lautan bara yang kunjung mereda
Aku layaknya ombak badai yang tak kunjung meretas
Aku Layaknya ujung palung yang terselubung dan tak bermakna
Tapi suatu saat kau mengerti bahwa
Akupun memiliki batas
Akupun memiliki asa yang akan membakar dirimi dengan kejam
Aku akan meledak sesuai urutan waktu yang terekam
Aku akan menyambarmu layaknya petir yang berkalung tasbih
Tanpa pandang siapapun disana akan kuledakan
Bahwa akan aku teriakan segumpal jejal ural kebencian
Kebencian yang berubah menjadi terkaman tak berbatas

Suatu saat kau kan mengerti

Bahwa aku pun memiliki batas

Diluar yang kau mengerti tentang diriku

Dari yang selalu merindukanmu tanpa mengenal ruang dan waktu

Tak berbatas

Will see, if i could do something never you think

Dilepaskan oleh kehadiranmu yang membuat embun hatiku semakin bertajuk

Tak terduga dengan sebuah tetesan kebahagiaan yang selalu kau tabur di bumi hatiku
Namun ketika itu aku serasa melayang jauh terbang melambung, melayang dan tak terhapuskan

Kehadiranmu, ketenangan itu menyapaku hangat
Kehadiranmu, kesejukan itu menenangkanku sangat
Kehadiranmu, memunculkan cinta yang amat terindah
Kehadiranmu, membuat hariku terasa melayang jauh tinggi
Kehadiranmu, membuat aku merasai keindahan terdalam sebagai seorang wanita
Kehadiranmu, membuat aku merasakan menjadi wanita seutuhnya saat berada di sisimu
Kehadiranmu, memancarkan sinar keindahan hidupku yang tak berujung
Kehadiranmu, membuat ku mengerti arti cinta yang sesungguhnya
Kehadiranmu, itulah yang terindah yang pernah aku rasakan

Terkadang sesuatu yang indah kurasakan akan hilang ketika aku melihatmu tersakiti
Aku berusaha menjadi yang kau cintai, namun kadang aku tak mampu
Karena cinta itu  kebenaran
Cinta itu sesuatu yang selalu klise, jujur dan spontan
Kabut pekat menyelimuti bilik hatiku yang tertutup awan kecil
Lama sudah tertungkupi hati hitam yang pernah kandas
Dan Kau menyinarinya layaknya mentari pagi yang beranjak fajar
Aku menelusuri hatiku sendiri
Aku menyingkapkan kabut kerinduan ku sendiri
Tanpa seorangpun disisiku
Namun akhirnya aku menyadari sesuatu yang indah
-Kehadiranmu- 

Ketika hati tertutup oleh kabut keraguan, ketuklah perlahan dengan cinta yang tanpa batas

Dari yang selalu mencintaimu tanpa mengenal ruang dan waktu

Lelah jika aku hanya diam dan menunggu

Katakanlah jika aku lelah dan pasrah hari ini aku akan mati di tanganmu
Katakanlah jika aku menyerah saat ini, aku lebih senang merasaimu dalam detik terakhirku
Katakanlah jika suatu saat keabadian itu kan datang menyambutku
Hanya engkau yang ingin aku lihat untuk terakhir kalinya
Katakanlah ketika aku pasrah dengan semua ini tanpa berharap apa-apa lagi darimu
hanya jejak kecil yang kutinggalkan di sisa ingatanku tentangmu
Katakanlah jika suatu saat Tuhan lebih memilih aku tuk kembali
Ketahuilah hanya engkau yang sedang ku perjelas dalam benak ku
Ketahuilah...

Suatu saat, ketika Tuhan sudah mulai bosan menemaniku di hari kemarin, sekarang dan esok
Kau baru akan mengetahui.. seberapa besar aku mencintaimu
Seberapa ikhlas aku menunggumu tanpa henti
Tanpa merasa lelah dan merasa tercampakan
Suatu saat, Ketika Tuhan Mulai bosan menunggui diriku yang terlalu memikirkanmu
Kau baru akan mengetahui betapa aku sabar menunggumu dalam segala keadaan
Kau baru akan menyadari seberapa perih diriku mengunci hati
Tanpa mengenal ruang dan waktu di batas kota ini
Di selubung bumi ini hanya kamu yang bisa,,,
Memberi segala perasaan yang tak mampu aku sampaikan
Ketahuilah...

Jika Aku mulai merasa aku tak mampu lagi menunggumu
Jangan tanyakan mengapa aku mulai tak mampu menanggungnya
Karena aku hanya sanggup sendiri menahan perasaanku terhadapmu
Bukan untuk kehilangan dirimu
Betapa kau tak mengerti seeberapa berartinya dirimu bagi hidupku
Jangan tanyakan mengapa aku mulai rapuh dan tak berdaya
Karena aku hanya sanggup sendiri mengambil sikap tenang tanpamu di sisiky
Bukan untuk merasakan kau tinggalkan sendiri dari sisiku ini.
Ketahuilah

Karena Cinta Adalah Kebahagiaan, bukanlah tekanan atau siksaan bathin :)

Dari yang mencintaimu tanpa batas