Lambat laun ku titikan air mata perlahan
Lalu tersungkur kembali di kehidupan yang meng-hinakan aku
Aku seolah hanya menjadi sangkar kosong tak berguna
Melawan kejamnya panas terik dan hujan badai
Di tengah kesilapan hari...
Aku kembali dalam dekapan malam yang kejam
Meringkukan tubuhku yang hina ke peraduan dosa
Nada tak satupun mengiringi irisan lukaku
Hanya aku
Hanya Aku dan luka yang tinggal
Tanpa prasangka, tanpa membenci
Kegelapan ini membutakan asaku yang tlah rapuh
Aku merasa sendiri dan kecil di hidupku
Aku merasa terjerat gulatan kemara yang tinggi
Aku seperti perisai tak bermakna
Layaknya deru ombak yang tak terdengar langit
Tak terdengar semesta
Merasa tak ada.
Lingkup tajuk meronakan misteri
Yang tak ku peruntukan oleh pisau keajaiban
Kapan terang itu kan datang menyingkapkan anggukannya yang penuh rahasia
Aku terkecam badai bencana hati
Aku terkuak dalam loncatan api kenistaan
terbuang begitu saja
Terlupakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar